Review Sukitte Ii na yo

Oke seperti biasa ane mau bahas tentang anime romance lagi. Kali ini adalah anime romance musim Fall 2012, satu musim dengan anime romance lainnya seperti Chuunibyou Demo Koi ga Shitai dan juga Sakurasou no Pet na Kanojo.

Oiya anime romance kali ini memiliki drama yang cukup kental, jadi kalo kalian bukan tipikal pecinta drama, mending gak usah nonton anime ini haha. Serius deh dramanya bisa dibilang agak lebay. 


Sinopsis:
Anime ini bercerita tentang Tachibana Mei yang sudah menjomblo selama 16 tahun. Boro-boro punya pacar, punya temen aja kaga. Tapi yang dilakukannya ini bukanlah tanpa alasan. Ini semua terjadi setelah suatu insiden di masa kecilnya, Tachibana Mei memutuskan bahwa dia tidak membutuhkan teman-teman yang hanya akan berkhianat demi menyelamatkan diri mereka sendiri. Namun semuanya berubah ketika negara api menyerang bertemu dengan Kurosawa Yamato, cowok gahoel yang paling populer di sekolahnya, lewat suatu pertemuan yang unik. Lewat pertemuannya dengan Yamato, perlahan-lahan Mei pun sadar kalo di dunia ini masih ada orang yang bisa dia percaya. Maka Mei lalu mulai belajar untuk membuka diri kembali, meskipun, karena sudah terlalu lama tertutup, dia tidak pernah berhenti curiga bahwa suatu saat Yamato juga akan meninggalkannya.

- Cerita :
Ntah sudah berapa banyak anime diluar sana yang mengambil tema percintaan antara cowok yang populer dengan cewek penyendiri ataupun sebaliknya. Begitupun dengan Sukitte Ii na Yo.


Oke sekarang saatnya bahas aspek yang membedakan anime ini dengan anime romance lainnya. Jika anime romance pada umumnya itu mempunyai konsep cerita tentang "bagaimana menjalin suatu hubungan", maka ada sedikit perbedaan dengan Sukitte Ii na Yo, karena anime ini membahas tentang "bagaimana menjaga suatu hubungan". Oleh karena itu, dari 13 episode yang ada, Sukitte Ii na Yo punya cukup banyak konflik yang mereka coba sajikan ke penonton. Hanya saja, konflik-konflik tersebut cenderung dangkal dan mudah untuk diprediksi. Tidak ada sesuatu yang "wah" yang membuat anime ini mudah dikenang.

Namun, dibalik konflik tersebut, mereka mencoba menyajikan hal yang menarik untuk ditonton. Yaitu tentang "seperti apa sih sebenarnya teman itu" . Dan ini maknanya cukup dalam, karena menyangkut masalah yang sering kali terjadi di kehidupan sehari-hari.

Dikhianati, dipermalukan, dimanfaatkan -- ada banyak alasan bagi seseorang untuk menutup diri dan tidak percaya dengan orang lain di sekitarnya. Meski sekilas terlihat hanya seperti kisah romantis biasa, anime ini sebenarnya punya cerita yang lebih dalam, yaitu tentang orang-orang yang tersakiti, seperti Mei yang dijadikan kambing hitam atas kematian kelinci di sekolahnya, Asami yang diolok-olok karena bentuk tubuhnya, atau Aiko yang diduakan oleh kekasihnya. Anime ini bercerita tentang bagaimana mereka belajar menumbuhkan rasa percaya kepada diri mereka sendiri dan juga kepada orang lain. Memang masih terdapat tanda-tanda umum dari suatu kisah romantis biasa, seperti tokoh-tokoh baru yang mendadak muncul untuk menimbulkan masalah yang dibuat-buat, tetapi seolah mengerti bahwa hal ini hanya akan berdampak buruk, anime ini segera membatasi peran tokoh-tokoh tersebut, sehingga ceritanya pun lebih cenderung terasa colourful daripada terlalu dipanjang-panjangkan. Dibandingkan dengan anime genre romance yang lain, Anime ini telah mulai beranjak dewasa.

- Audio Visual :
Well sebenernya ini bukan masalah besar. Hanya saja ane kurang suka dengan desain karakter dari anime ini. Mengambil setting tempat di sekolah, seharusnya desain karakternya pun menyesuaikan dengan latar tempat yang mereka ambil.

Coba kalian lihat Yamato, Kai dan Aiko. Apakah mereka bertiga terlihat seperti anak sekolahan? Apakah di sekolah tersebut tidak ada rajia rambut? Apakah di sekolah tersebut memperbolehkan siswi perempuannya untuk memakai anting yang berlebihan?

Dan jujur saja, kalo ane pribadi gak tau kenapa cukup terganggu dengan hal ini. Jika mengambil cerita yang bergenre slice of life, setidaknya mereka harus mencoba untuk membuat series ini terlihat natural, terlihat realistis. Okelah ane ngerti ini anime shoujo, dan mereka mencoba fans perempuan biar kelepekan, sedemikan rupa membuat karakter cowoknya terlihat ganteng. Tapi itu lebay banget dan gak realistis!


Disamping hal itu tidak ada yang terlalu istimewa dengan visual anime ini, tetapi dia tetap berhasil mendukung ceritanya dengan baik, terutama dari segi emosional. Tatapan dingin dari belakang bahu, atau bangku kesepian di tengah koridor -- sinematografi bisu semacam ini mampu membantu penonton untuk memahami keterasingan yang diderita para karakternya. Lalu bagian voice-acting juga pantas mendapat pujian, sebab dia berhasil mewakili setiap karakter dengan benar sehingga masing-masing terasa unik bahkan dalam nada suara dan cara bicara mereka.

- Karakter:
Bagaimana cara menyelamatkan seorang gadis dari stalker? Menurut Yamato, cium dia di depan umum. Bagaimana cara menghibur seorang gadis yang baru saja diputuskan? Menurut Yamato, tidur dengannya agar dia tidak merasa tidak berharga. Meskipun kemudian coba dijelaskan sebagai kenaifan dalam memahami hati perempuan, prinsip 'kebaikan hati' Yamato tersebut lebih seperti 'kelicikan' yang memanfaatkan situasi, sehingga rasanya benar-benar konyol ketika anime ini justru ingin menggambarkannya sebagai sesuatu yang romantis. 

Begitupun dengan Tachibana Mei. Digambarkan sebagai cewek yang bersikukuh untuk tidak mencari teman, karena dia punya prinsip bahwa kalo punya teman itu akan menyakitinya. Dari sini kita bisa liat bahwa akan ada development yang menarik pada diri Mei. Sukitte Ii na Yo berhasil memperlihatkan development yang terjadi pada Mei.

Namun disisi lain, sifat terlalu pemaaf dari Mei ini membuat konflik yang ada menjadi terlihat sangat sepele. Okelah bisa dimengerti kalo Mei seperti itu karena dia tidak mau "kehilangan hubungan pertamanya" . Namun disisi lain gak tau kenapa cara dia memaafkan si brengsek Yamato itu aneh banget.


Namun, ini hanyalah sebagian kecil, sementara di bagian lain anime ini berhasil menjelaskan para karakternya dengan sangat baik. Masing-masing diberikan latar belakang dan cukup alasan sehingga keresahan mereka begitu mudah dimengerti. Dan walaupun tema bullying mungkin akan terasa terlalu sering dan berulang-ulang, hal tersebut justru hanya menjadikan kecenderungan mereka untuk berkumpul dan saling mencari dukungan semakin masuk akal.

- Overall Score:
Cinta adalah tentang kepercayaan, maka bagi Tachibana Mei yang sudah lama tidak percaya dengan orang lain, mencintai seseorang merupakan sebuah jalan panjang yang berat dan penuh rintangan. Itulah sebabnya mengapa anime ini unggul dibandingkan dengan anime bergenre romance lainnya. Daripada sekadar bicara seputar hubungan asmara antara pemuda dan gadis, anime ini bercerita tentang evolusi karakter. Dan dengan setiap bagiannya berusaha sebaik mungkin untuk membantu anda memahami evolusi tersebut, anime ini telah melengkapi semua syarat sebagai salah satu tontonan yang terbaik. Nilai 9 dari 10 (Recommended!)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »